Monday, November 5, 2007

Pemilik Ulayat Dijanjikan Uang dan PNS

Pemerintah Kabupaten Lembata terus berjuang agar pemilik ulayat menyerahkan lokasi tambang dan tembaga di Kedang dan Kecamatan Lebatukan. Janji diberi uang dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) kepada pemilik ulayat sudah dilakukan namun warga menolaknya.
Tuan tanah atau pemilik ulayat Puakayong Kecamatan Omesuri, Abu Sama di Lewoleba, Jumat (19/10) menjelaskan pemerintah Kabupaten Lembata tidak habis cara agar tuan tanah menyerahkan tanah mereka bagi usaha pertambangan emas dan tembaga.Bupati Lembata Andreas Duli Manuk pernah bertemu dengan dirinya di Lopo Moting Lomblen. Pertemuan itu dihadiri Wakil Bupati, Andreas Nula Liliweri, AsistenAdmintasi Pembangunan dan Kabag Ekonomi Longginus Lega. Namun dalam pertemuan itu Abu Sama menolak untuk menyerahkan tanah ulayat Puakayong kepada pemerintah hanya karena tambang.

Camat Omesuri Andreas Ola juga berulang kali melakukan pendekatan terhadap dirinya. Bahkan Abu Sama di kebun, Ande Ola ikut. Namun permintaan itu tetap ditolak.Sebelum tim DPRD Lembata dan pemerintah melakukan studi banding ke Minahasa dan Subawa Barat, Wakil Bupati Andreas Nula Liliweri, Asisten Administrasi Pembangunan Lukas Witak dan Asisten Administrasi Umum Setda Lembata Muhidin Ishak melakukan pendekatan agar menyerahkan tanah ulayat Puakayong untuk kepentingan tambang, namun Abu Sama menolaknya.
Ia menjelaskan Muhidin Isahk dua kali memberikan uang masing-masing Rp 150 ribu dan Rp 1 juta. Ia mengatakan uang Rp150 ribu itu diberikan Muhidin Ishak lewat sopirnya namun uang itu dikembalikan ke Muhidin Ishah lewat sopir oto Kedang-Lewoleba. Kedua, Muhidin Ishak memberikan uang rp1 juta di rumah Muhidin Isahkan, Abu Sama sempat menolak tapi Muhidin Isak menjelaskan kalau uang itu untuk beli rokok.Saat itu Abu Sama belum tahu jumlah uang itu karena diisi dalam amplop. Ketika sampai di rumahnya di Kedang, Abu Sama kaget karena dalam amplop itu selain uang satu juta juga kartu nama Bupati Lembata Andreas Duli Manuk.
“Uang satu juta dan kartu nama itu sampai sekarang saya simpan dan saya sedang mencari pengacara untuk menggugat mereka.”
Ia mengatakan cara yang dilakukan oleh pemerintah itu sebagai suatu penghinaan atas dirinya. Ia mengatakan ia tidak tersilau dengan uang. Ia tidak akan menyerahkan tanah ulayat hanya karena rayuan-rayuan itu. Masalah ini dia sudah disampaikan secara terbuka saat wakil Bupati Lembata Andreas Nula Liliweri ke Omesuri.
“Saya bilang sama wakil bupati, saya ini bukan pisang yang jual di pasar, apa maksusd kamu kasih uang sama saya dan diselipkan dengan kartu nama bupati.” Wakil Bupati tidak menjawab. Yang menjawab waktu itu Asisten Administrasi Lukas Witak. “Dia pegang saya punya lengan baju dan menyampaikan kalau pa bupati biasa kasih uang orang.”
Jadi PNS
Dia mengaku, dia didatangi pejabat dan menawarkan keluarganya jadi PNS. Yang penting tanah ulayat Puakayong diserahkan kepada pemerintah untuk tambang. Abu Sama mengatakan dengan cara apapun, ia tidak akan menyerahkan tanah ulayat untuk kepentingan tambang. “Sekali tolak tetap tolak”.
“Saya omong sama orang Kedang kalau Abu Sama setuju kehadiran tambang dan menyerahkan tanah ulayat untuk tambang kamu jangan panggil saya lagi Abu.”
Ia tidak mau kehilangan kampung halamanya karena tambang. “Tidak ada kesedihan yang lebih pahit di muka bumi ini daripada kehilangan kampung halaman tercinta. Karena itu saya siap mati demi mempertahankan tanah ulayat kami.”
Wartawan Ikut Rayu
Abu Sama mengatakan selain pejabat, ada wartawan mingguan terbit Kupang yang datang ke rumahnya untuk merayunya. Bahkan wartawan saat itu melakukan negosiasai harga tanah ulayat sampai dengan Rp 10 miliar. Ia mengatakan, ada pegawai yang mendampingi wartawan menjelaskan kalau wartawan itu sudah dibayar Rp 2,5 juta hanya untuk melobi dirinya.

Ia heran karena wartawan disuruh oleh pemerintah untuk merayu dan melobinya. “Saya juga tidak ketemu lagi itu wartawan, kalau saya ketemu nanti saya omong sama dia.”Asisten Admintrsi Umum Steda Lembata Muhidin Ishak di ruang kerjanya, Sabtu (20/10) mengatakan dirinya belum bisa memberikan keterangan. Karena dia harus menyampaikannya kepada Kabag Humas Ambros Lein.

“Nanti kalau saya sudah sampaikan kepada Kabag Humas soal mekanismenya saya akan panggil dan memberikan keterangan, apakah bersama-sama dengan Humas atau dengan saya sendiri.”
Beberapa kali Flores Pos minta supaya bisa menjelaskan atau menanggapi keterangan Abu Sama, namun Muhidin Ishak tetap pada pendirianya untuk menyampaikan kepada Humas dulu.
Sementara Bupati Lembata, Andreas Duli Manuk masih di Jakarta. Sedangkan Wakil Bupati Lembata Andreas Nula Liliweri melakukan kunjungan kerja ke Kedang. (Maxi Gantung)
Sumber: harian FLORES POS Ende 22 Oktober 2007

No comments: