Andini,
menyaksikanmu adalah keperihan rahimku
saat menguak membelah dunia
tangis lirih sakitmu
adalah kepiluan jantungku
yang tak mampu membantu menolongmu
panas dadamu
adalah mengerasnya payudaraku
karena penuhnya susu yang tak kau isap lagi
rintahan ajalmu
adalah teriakanku....
Tuhan.......di mana keadilan....
Anakku,
kematianmu
adalah kematian rasa penguasa-penguasa kita
yang menutup rapat mata hatinya
dan menimbun hati dan jiwanya dengan kerakusan kuasa
Kini, kain kafan telah membungkusmu pulang pada-Nya
dalam luka lara yang tak kuasa bunda gantikan
Tarikan nafas terakhirmu adalah pesan buatku
dalam terjal perjuangan
dalam ketegarantuk selamatkan sahabat dan kawanmu
dari nista pertambangan
Selamat jalan, Andini.......
Sumber: walhi.or.id
Catatan:
Andini Lensun terlahir dari pasangan Hanri Lensun dan Masna Stirman, warga Pante Buyat. Ia lahir tidak normal. Kulit di sekujur tubuhnya terkelupas. Benjolan-benjolan kecil muncul juga dari kepala hingga kakinya. Bahkan, di bagian perut muncul benjolan sejak ia lahir. Pada Sabtu, 3 Juli 2004, bayi malang ini kembali pada Sang Khalik setelah bertahan 5 bulan masa hidupnya.
Monday, October 22, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment