Monday, October 22, 2007

Fransiskan Dukung Tolak Tambang


Jakarta-Konggregasi OFM Indonesia melalui lembaganya, Justice, Peace, and Integrity of Creation (JPIC) OFM akan bertemu masyarakat Leragere dan Kedang, Lembata, sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap penolakan masyarakat atas rencana tambang oleh Merukh Enterprises Corp.


Pertemuan itu direncanakan berlangsung dari tanggal 27 Oktober-2 November di Lembata. Selain masyarakat di dua calon lokasi tambang, baik di Lebatukan dan Kedang, OFM Indonesia juga akan bertemu Uskup Larantuka Mgr Fransiskus Kopong Kung, Pr, Bupati Lembata Drs Andreas Duli Manuk, dan Ketua DPRD Drs Piter Boliona Keraf.


”Kunjungan itu dilakukan khususnya para imam OFM asal Lembata. Kita sudah sepakat bersama untuk bertemu bupati dan jajarannya, DPRD, dan Bapak Uskup Larantuka. Kami juga akan berkunjung ke Leragere dan Kedang untuk menunjukkan bahwa kami mendukung masyarakat. Bahwa masyarakat tidak sendirian dalam gerakan penolakan itu,” kata Pastor Gabriel Maing OFM, anggota Dewan General OFM Indonesia di saat berlangsung pertemuan dengan Keluarga Besar Leragere Jakarta (KBLJ) di Cilangkap, Jakarta, Jumat (12/10) lalu.


Pastor Maing menambahkan, sekalipun Uskup dan Bupati Manuk bersebelahan, itu tidak apa-apa. Yang penting, para imam OFM hadir karena ingin menunjukkan bahwa mereka berpihak kepada masyarakat yang tak berdaya.


Sedangkan seorang imam Fransiskan lainnya, Pastor Mikael Peruhe OFM menambahkan, Pimpinan Provinsial OFM Indonesia, Pastor Bruno Syukur OFM sudah berkomitmen untuk ikut membantu masyarakat Lembata terkait penolakan mereka terhadap rencana tambang di Lembata.


”Apapun hasilnya, Fransiskan tidak boleh meninggalkan persoalan Lembata. Beliau (Pastor Provinsial OFM Indonesia) juga bersedia menyampaikan gagasan itu. Pihak ordo juga mendokumentasikan film dokumenter tentang rencana tambang yang ditolak keras masyarakat Lembata sehingga tidak dibaca sebagai gerakan imam tertentu. Dan tidak mewakili ordo secara keseluruhan sebagaimana dituduhkan kepada Pastor Vande Raring selama ini,” kata Pastor Mikael, imam yang pernah mengikuti pelatihan pendampingan bagi masyarakat lokal di Brasilia.

Sumber: MEDIA RAKYAT BERSATU, edisi Oktober-November 2007

No comments: